BERITA TERBARU

Hanya Hati Yang Menyimpan



KABAROFFLINE, Hanya Hati Yang Menyimpan






Kamu adalah
 apa yang selalu aku tulis, tapi
Aku adalah
 apa yang tidak pernah kamu baca

Aku tak mengerti!! Ini bukan yang pertama, tapi mengapa rasanya berbeda? Apa waktu itu aku salah dalam mendefinisikan rasa? Entahlah… Awalnya biasa, sekedar berteman tapi entah mengapa dan kapan rasa itu ada?.
Entahlah? Aku tidak mengerti hal-hal seperti ini,  susah untuk dimengerti, aku pun enggan untuk memahami. Bukan maksud hati, untuk membuatmu terus berada di hati. Aku pun ingin mengusir mu juah-jauh dari hati ini..husssssshhhh !!!! tapi bagaimana? Apa mau dikata? Kau terlanjur menyapa hati ini. Aku tidak tau, bagaimana caramu memasuki hatiku  yang sudah lama tidak berpenghuni layaknya rumah hantu di film-film horror.
Ada kalanya ingin kutepis rasa ini, berkata pada diri “ aku tidak boleh mencintainya” tapi nyatanya perasaanku padanya terus tumbuh tak terkontrol. Aku tak ingin terjerumus dalam rasa yang semu. Aku mencintaimu, sunggguh! Kata-kata yang tak ingin qu ucapkan sebelum waktunya tiba. Aku mulai menyembunyikan rasa, berpura-pura tidak terjadi sesuatu agar kau tidak mengatahui apa yang aku rasakan. Kau ceritakan seluruh kisah hatimu, mendengar dan menyimak satu persatu kata yang kau luncurkan. Tak ingin berkomentar banyak, karena itu semua diluar batas kemampuanku. Bukan !! bukan aku marah, cemburu atau apapun namanya hanya saja tak ingin ikut campur atas sesuatu yang bukan urusanku.
Aku seperti layang-layang, menunggu angin datang agar ku dapat terbang dan melukis langit bersamanya. Tapi nyatanya aku melukis langitku sendiri. Aku ingin melepaskanmu, membiarkanmu berlalu dan pergi. Mulai memangkas rasa ini semampuku namun nyatanya semakin qu pangkas tunas-tunasnya semakin tumbuh. Kenapa harus ada rasa jika memang belum waktunya?. Terlalu banyak hal yang inginku tanyakan tentang rasa ini, aku tak mengerti!!!. Bagaimana harus qu tafsirkan rasa yang ada? . Setelah sekian lama merenung dan menimbang-nimbang rasa ini aku memutuskan untuk mencintaimu dalam diamku, karena sejatinya cinta memang harus seperti itu bukan? Bila cinta mulai menyapa disaat yang tidak tepat maka berpuasalah, tapi bagaimana bila sudah mulai menyapa? DIAM, saya rasa kata ini yang paling cocok untuk menjawab pertanyaan tersebut. Orang bilang diam itu emas, yahhhh..saat seperti inilah DIAM itu emas. Setiap rasa yang ALLAH berikan pada hati ini, pastilah ada manfaatnya. Apapun  bentuk rasa itu. Aku bersyukur karena ALLAH titipkan rasa ini untukku, semuanya menambah pembendaharaan rasa dihati. Aku akan mencintaimu dengan caraku.  Karena aku mencintaimu takkan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram, takkan kubiarkn telaga jiwamu menjadi keruh. Karena cinta ini aku tdk ingin mengusik ketentraman batinmu.
Aku tidak ingin dikatakan munafik, ada kalanya aku tak sanggup menahan perasaanku dan ingin mengungkapkan segala rasa dihati, sangat ingin malah.Aku menghela napas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Rasanya ingin menyapa, mengutarakan apa yang di rasa. Tapi apa dia merasakan hal yang sama? Mungkin tidak. Memendam rasa itu melelahkan, tapi apa
boleh buat memang seharusnya seperti ini. Aku sampai pada bagian aku telah jatuh cinta, tapi orang itu hanya sanggup qu gapai sebatas punggungnya. Aku yang hanya mampu menghayati bayangannya saja. Aku menulis karena suara ku tak dapat menjangkau telingnya. Aku berbicara karena tulisanku tak dapat menjangkau hatinya.  Aku berdoa karena aku peduli pada hati dan telinganya yang tak terjangkau.
Aku tidak ingin mengobral rasa yang ada. Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana. Aku tidak akan berlari menjauhimu atau berusaha melangkah mendekatimu. Aku hanya akan diam diposisiku, dan berusaha mengontrol perasaanku. Biarlah semuanya mengalir sesuai sekenario yang telah di ciptakan ALLAH untuk kita. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi besok dan nanti. Mungkinkah kita seperti hujan dan teduh?  Hujan dan teduh Ditakdirkan bertemu tapi tidak dalam satu perjalanan ,, Entahlah???, aku serahkan semuanya kepada_NYA. yang jelas sekarang aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana. Aku tak tau apakah namamu yang telah terpahat di lauhul mahfuz untuk qu atau mungkin bukan. Kata orang cinta sebelum ijab kabul itu adalah cobaan dan ujian dari_NYA, sekarang tergantung kita mau menang atau menangis mengakui kekalahan atas ujian ini. Mengingat salah satu firman_NYA “ apa kami akan membiarkan manusia berkata dirinya telah beriman sedangkan kami tidak mengujinya?”. Hanya terdiam dan membisu menyimak ayat ini, sungguh harus qu akui iman qu sangatlah lemah dan compang-camping. Aku sungguh malu pada Mu YAA RABB, maafkan hambamu ini. Cukuplah aku mencintaimu dalam diam!!!.Cinta yang Diam adalah dimana dua Hati yang berbicara tanpa ada suara kata cinta keluar dari lidah namun, dibuktikan dengan keberadaan dan perbuatan. Seperti kisah awan dan hujan.
Cinta yang diam itu seperti awan dan hujan
Tatkala awan putih berkumpul menjadikan bumi teduh namun akan lebih teduh saat hujan menyertainya.
Awan memang bukan pemberani, bersembunyi dibalik kata-kata
menanti hujan untuk bersama-sama menyejukkan bumi.
Awan itu menunggu
Awan itu setia menanti !!
Awan yang berkumpul
Awan yang mendung, tak menandakan bahwa hujan itu akan turun, namun disisi lain awan menunggu dengan setia untuk terus memberikan keteduhan.
ketika hari ini awan putih berkumpul namun hujan yang ditunggu tidak datang, dihari yang lain awan tetep menunggu, berkumpul menjadi mendung, berharap hujan datang.
Awan itu pendiam
Awan yang mendung, kemungkinan besar hujan datang
Awan putih, tak berkumpul, kemungkinan besar hujan tidak datang
Namun ketika awan putih tak berkumpul, hujan datang.
Ketika tak dirindukan, ia datang.
ketika Hujan datang di saat matahari menyinari, awan membisu, menyebar kemana, tak berkumpul.
Apakah awan Malu?
Entahlah, tapi, akhir2 ini, Awan menunjukkan keberadaannya dimalam hari. Bersama rembulan, awan putih tersenyum dengan warna putih untuk setia menunggu hujan datang. Awan dan Hujan kisah cinta yang diam yang berbicara dengan hati namun apakah bisa menjadi satu, satu dalam ikatan yang diridhoi olehNYA.? Entahlah, Waktu yang akan menjawabnya Nanti.
Kisah ini akan berakhir seperti apa? Aku tidak tahu pasti. Pertemuan yang tak terduga dan jelas sudah terencana oleh_NYA. Pertemuan dan perpisahan itu hal yang biasa. Diantara pertemuan dan perpisahan tersimpan bejibun kenangan bersama. Aku dan Dia jauh dari persamaan dan sangat dekat dengan perbedaan. Mungkin suatu saat kita akan sejalan, bisa jadi kita berlainan arah, bertemu dipersimpangan kemudian menuju jalan masing-masing atau mungkin berjalanan beriringan sambil saling melempar senyum, hanya ALLAH yang tau. Walaupun berat, tapi inilah caraku mencintai dan merindukanmu. Hanya dalam diam!!!.
aku ingin menunjukkan keberadaan tanpa harus ada ungkapan perasaan
aku sama sekali tak ingin diketahui
sekedar berlalu seperti angin, berhembus dan menyapamu diam-diam


aku memang bukan si pemberani
aku hanya mampu bersembunyi dibalik kata-kata
di balik tulisan tempatku untuk mengagumimu tanpa ketahuan


bersama hujan, aku menulis jawaban-jawaban atas pertanyaan yang tidak pernah kamu tanyakan
aku hanya awan yang merindu saat hujan jauh dan membisu saat hujan dekat
mengapa cinta sering melumpuhkan kata yang ada??


katanya, jika kita menyukai seseorang, jangan beritahu padanya!!
Cukuplah mencintainya dalam diam
dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan
jika benar cinta itu karena ALLAH maka biarlah ia mengalir mengikuti aliran ALLAH
sebab hakikatnya jika ia berhulu dari ALLAH maka ia pun akan berhilir kembali kepada ALLAH
kini terbesit beberapa tanya tentang rasa didalam dada
ini semu ataukah nyata
ini cerita kamu atau cerita kita??
haruskah berlalu atau akan jadi cinta??
aku akan tetap menulis bersama hujan
tentang kisah" cerita nyata kita, yang entah jadinya akan berlalu atau jadi cinta??"


karena yakin ALLAH tentu telah membuat cerita ini menjadi janji
rindu harus tetap dilunasi dengan menyabarkan sanubari, meski yang namanya pertemuan itu tak pernah pasti.

tapi bukankah kepastian tidak pernah benar-benar terjadi?? 

setidaknya, kita tetap berusaha meraba waktu di antara jibunan jerami yang ditumpuk bersama sisa-sia mimpi


dan meski kisah ini belum terjawab secara pasti.
Sehingga aku berfikir, di masa depan nanti
Aku dan kamu akan seperti apa nantinya.
Karna proses kemasa itu adalah saat ini.
Apakah aku tidak akan melakukan apa – apa, hanya diam tanpa sedikit mendekatimu?
Ataukah
Aku harus mendekatimu untuk sekedar berbicara demi terwujudnya masa itu?

4 Responses to "Hanya Hati Yang Menyimpan"